Senin, 10 Mei 2010

BERSYUKUR AKAN KEBAIKAN TUHAN








(Ulangan 8:1-20)

Ketika umat Israel berada ditanah Mesir,mereka hidup diperbudak oleh Firaun. Sehingga mereka hidup menderita, tersiksa, untuk menjalani kehidupan sehari-harinya. Pekerjaan sehari-hari mereka yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai macam pekerjaan dipadang. Tetapi Tuhan tidak me,biarkan mereka untuk selamanya diperbudak oleh Firaun, sehingga Ia mengeluarkan mereka dsan membawanya kepada suatu negeri yang telah dijanjikan-Nya kepada nenek moyang mereka, yaitu tanah Kanaan.

Namun untuk menduduki negeri Kanaan, Tuhan tidak membawa mereka melelui jalan yang dekat tetapi justru Tuhan membawanya melaslui jalan jauh dengan berkeliling melalui padang gurun dan melewati wilayah-wilayah bangsa lain, selama 40 tahun. Sekarang pertanyaannya bagi kita mengapa Tuhan melakukan semuanya itu? Tetapi tahukah saudara bahwa Tuhan melakukan segala sesuatu dalam kehidupan kita pasti mepunyai rencana dan tujuan yang indah. Oleh sebab itu betapa pentingnya mengucap syukur akan kebaikan Tuhan.

“orang yang tidak lupa akan kebaikan Tuhan, dia akan mampu menjalani kehidupannya dengan penuh sukacitaa”

Bagaiman caranya supaya kita tidak melupakan kebaikan Tuhan?

I. Insaf dan Mengerti Akan Didikan Tuhan (ayt 1-10)

Insaf artinya sadar, menyadari dan tobat. Insaf dan mengerti akan didikan Tuhan maksudnya menyadari dan memahami setiap didikan atau pengajaran Tuhan dalam kehidupan kita. Musa, hamba Tuhan menasehati umat Israel supaya insaf, sadar bahwa Tuhan sedang mengajari mereka seperti seorang ayah mengajari anaknya (ayt 5). Didikan apakah yang Tuhan diajarkan pada umat Israel? Yaitu Tuhan membawa mereka berjalan dipadang gurun selama 40 tahun lamanya. Tuhan membawa mereka keluar dari bangasa Mesir, melalui padang gurun yang dimana tidak ada air,pohon, tetapi dipadang gurun terdapat banyak ular-ular,kalajengking dan panas.

Dalam perjalanan mereka selama 40 tahun ini, ada tiga mujizat yang Tuhan nyatakan bagi mereka yaitu:

A. Manna => Tuhan membiarkan mereka kelaparan, kemudian memberikan manna menjadi makanan mereka.dengan maksud mengajar mereka supaya mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan.(at.3)

B. Pakaian mereka tidak rusak => selama 40 tahun diperjalanan, pakaian mereka tidak buruk ditubuh mereka, (ay,4)

C. Kaki mereka tidak bengkak => suatu mujizat yang luar biasa Tuhan nyatakan bagi mereka. Berjalan di padang Gurun selama 40 tahun kaki mereka tidak bengkak, (ay,4).

Apa tujuan Tuhan memberikan didikan ini kepada mereka? Yaitu supaya mereka rendah hati dan tetap berpegang pada perintah-Nya (ayt 2,6). Dan juga Tuhan yang mengeluarkan mereka dari bangsa mesir dan membawa mereka kenegeri yang sangat subur,kaya akan hasil bumi ( ayt 7-10). Demikian halnya dalamkehidupan kita, Tuhan telah banyak memberikan didikan danmenyatakan mujizat bagi kita semua, oleh sebab itu sadarlah dan usahakanlah supaya kita mengerti akan didikan Tuhan supaya kita dapat meraih segala berkat-berkat yang Tuhan telah janjikan bagi kita.

II. Tidak Tinggi Hati (ayt 11-18)

“Jangan tinggi hati” merupakan kalimat perintah yang harus dilakukan. Dalam ayat 11 “Hati-hatilah supaya kamu jangan melupakan Tuhan ….” Musa memberikan perintah ini bagi mereka supaya mereka sungguh-sungguh tidak lupa kepada Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari bangsa Mesir dan memimpin perjalalan mereka selama 40 tahun dipadang gurun. Perintah ini diberikan bagi umat Israel sebagai antisispasi supaya mereka tidak menyombongkan diri atau tinggi hati apabila mereka sudah menduduki negeri yang dijanjiakn Tuhan kepada nenek mouang mereka. Sebab negeri itu adalah negeri yang sangat kaya dengan hasil bumi, sehingga apabila mereka sudah memperoleh kekayaan itu jangan sampai mereka berkata bahwa “Semua itu adalah kekuasaanku dan kekuatan tanganku yang membuat aku memperoleh kekayaan ini (ayt 17)”

Demikian halnya dengan kehidupan sekarang, banyak orang pada saat tidak punya apa-apa, mereka sangat memerlukan Tuhan bahkan dalam setiap tindakan mereka selalu melibatkan Tuhan dan memiliki sikap rendah hati. Tetapi setelah mereka menerima atau memperoleh pemberian Tuhan dan mereka mulai hidup melimpah ia sudah melupakan Tuhan, kemudian sombong, tinggi hati sehingga mulai mengandalkan dirinya dan melupakan Tuhan. Tetapi sebagi orang Kristen sejati yang telah mendapat anugrah Tuhan dengan melimpah marilah kita sadar dan rendah hati dihadapan Tuhan dan mengakui bahwa segala yang kita miliki adalah milik Tuhan, dengan demikian kita pasti mampu mengucap syukur atas setiap kebaikan Tuhan.

Apa akibatnya jika seseorang melupakan kebaikan Tuhan dan tidak berpegang pada perintah-Nya?

III. Akan Ditimpa Kebinasaan (ayt 19-20)

Binasa artinya mati; sering diartikan sebagai kematiaan yang menggenaskan,kematian yang tidak wajar, sadis tidak seperti biasanya yang terjad pada setiap orang. Didalam setiap berkat-berkat Tuhan janjikan pasti ada perintah yang diberikan juga untuk kita taati. Janji berkat akan dinikmati apabila hidup berpegang dan taat pada perintah Tuhan.

Dalam ayat 19-20 ini, Musa menjelaskan tentang gambaran yang akan dialami oleh setiap umat Israel jika mereka tidak hidup sesuai demgan perintah Tuhan. Mereka akan binasa serperti bangsa-bangsa lain yang telah dinbinasakan oleh Tuhan, jika mereka melupakan dan tidak bersyukur atas kebaikan Tuhan yang telah mereka terimah.

Oleh sebab itu, saudara-saudara betapa pentingnya kita menyadari dan mengerti setiap didikan Tuhan, jangan sombong tetapi hendaklah kita rendah hati dihadapan Tuhan sehingga kita mampu mengucap syukur, dan setiap orang yang tidak lupa akan kebaikan Tuhan dan tetap berpegang pada perintah-Nya tidak akan binasa. Amin.

God Bless You

Kekerasan Hati Yang Membawa Kepada Penyesatan

















(Matius 28:11-15)

Berbicara tentang kuburan Tuhan Yesus, merupakan kisah yang sangat menarik didengar dan kisah ini juga biasanya diperagakan dalam sebuah pentas drama pada masa-masa Paskah. Matius menceritakan kisah ini lebih singkat dari pada Markus dan Lukas. Tetapi Matius memiliki ketelitian dn kelebihan didalam menjelaskan tentang peristiwa terjadinya kebangkitan Kristus. Jika kita melihat kembali pribadi Matius, siapakah dia sebenarnya? Ia adalah anak seorang Yahudi yaitu Alfeus, ia sendiri juga menyebut dirinya “pemungut cukai” yakni istilah cercaan. Para pemungut cukai adalah pemungut pajak Roma yang biasanya dilakukan dengan jalan memeras. Sehingga pada umumnya pemungut cukai dibenci oleh rakyat. Tetapi Yesus telah memilih dia menjadi murid-Nya (Mat. 9:9), dan Tuhan memakai dia menulis suatu surat (yang dikenal injil Matius )yang telah dibaca seluruh dunia.

Dalam pasal ini Matius membongkar kebohongan, dan dusta para imam-imam dan tua-tua Yahudi. Sebab kita tahu bahwa merekalah yang menuntut agar kuburan Tuhan Yesus dijaga, untuk mengantisipasi kata-kata Yesus yang pernah diucapkan-Nya. Kemudian untuk mempertahankan pendirian mereka yang bengkok, mereka memalsukan kebangkitan Yesus Kristus. Dengan demikian dusta semakin tertimbun dan semakin luas.

“ Orang yang selalu mengeraskan hatinya tidak akan menemukan Kebenaran yang sesunggunya, dan ia tidak akan pernah menemuhkan kedamaian dalam hidupnya”

Ø Bagaimana ciri-ciri orang yang mengeraskan hatinya ?

1. Tidak Mau Percaya Pada Kebenaran (ay. 11-12a)

“ Tidak mau percaya pada kebenaran” ini merupakan sikap yang dimiliki oleh para imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi. Kita melihat dalam ayat 11 bahwa mereka telah menerima laporan atau berita dari para prajurit yang ditugaskan menjaga kuburan Tuhan Yesus. Para prajurit telah menceritakan bagaimana peristiwa yang terjadi pada kuburan Yesus, sabab merekalah yang menyaksikan segala peristiwa yang terjadi di makam Tuhan Yesus (lih.ayat 2-4). Jadi mereka adalah saksi yang kuat untuk memberikan bukti-bukti tentang kebangkitan Kristus. Walaupun ada saksi-saksi lainnya seperti para wanita yang telah melihat kuburan kosong, dan mereka sendiri juga telah berjumpa dengan Yesus selain itu Petrus dan para murid lainnya yang telah berjumpa dengan Yesus tetapi mereka semua tidak melihat peristiwa yang sebenarnya terjadi pada malam itu selain dari pada para prajurit tersebut, jadi seharus mereka percaya dan menerima kenyataan itu.

Tetapi bagaimana respon dan sikap para imam mendengar laporan dari pada prajurit, mereka bukannya percaya atau menerima dan bertobat dengan adanya kejadian itu, justru sebaliknya yang mereka lakukan. “para imam-imam itu mengadakan suatu perrundingan atau rapat dengan tua-tua Yahudi”, dan rapat itu bukan untuk menyatakan atau mengakui kesalahan mereka tetapi justru dalam pertemuan itu mereka membuat rencana yang lebih jahat lagi. Melihat respon mereka ini, kita dapat menyimpulkan bahwa hati mereka sudah membatu, kebal, keras tidak dapat diubahkan lagi. Meskipun mereka tahu bahwa yang mereka salibkan itu adalah Anak Allah mereka tetap menutup hati untuk percaya.

Oleh sebab itu, marilah kita belajar dari kisah ini, jika kita ditegur oleh Firman Tuhan akan kesalahan atau dosa kita janganlah mengeraskan hatimu tetapi belajarlah menerima kenyataan dan bertobat serta percaya pada kebenaran. Sebab jikalau kita terus berkeras hati kita tidak akan perna mengalami perubahan dalam hidup ini. Jadi sekarang percayalah bahwa Tuhan kita Yesus Kristus adalah Tuhan yang hidup, yang telah bangkit dari kematian mengalakan maut dan memberikan kemenangan buat saudara dan saya.

2. Selalu Bertindak Bodoh (ay. 12b -14)

Bertindak bodoh adalah suatu sikap yang dilakukan seseorang tanpa memikirkan resiko dan akibat yang ditanggungnya. Tindakan inilah yang yang dilakukan oleh para Imam-Imam Kepala dan Tua-Tua Yahudi. Dalam perundingan mereka mengambil suatu keputusan yang salah, di mana untuk menyembunyikan pelanggarannya, mereka bertindak bodoh dan yang sangat fatal yaitu mereka memberi uang kepada prajurit supaya tidak menceritakan peristiwa kebangkitan Kristus. Mungkin saja mereka takut terhadap orang banyak utamanya yang percaya pada Yesus, sehingga melakukan hal ini. Sebab bukti dari kebangkitan Yesus ini membantah tuduhan-tuduhan mereka.

Dalam hasil rapat mereka ada 3 hal yang mereka lakukan yaitu :

1. Memberi suap kepada para prajurit (12c) => Mereka memberikan uang suap kepada prajurit, sebagai penutup mulut mereka, dan supaya tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya, pada orang lain.

2. Mengajarkan saksi dusta (13) => bukan hanya memberi uang suap tetapi yang paling fatal dari tindakan mereka yaitu mengajarkan prajurit untuk memberikan saksi dusta pada orang lain. Hal ini mereka lakukan dengan maksud menyembunyikan kebohongan mereka, dan supaya juga orang-orang Yahudi tidak percaya kepada Kristus.

3. Memberikan keyakinan yang salah (14) => Imam–imam kepala dan tua-tua Yahudi berusaha untuk memberikan keyakinan kepada para prajurit, supaya tidak takut bersaksi dusta dan jangan takut pada wali negeri (Pilatus), sebab merekalah yang akan berbicara kepada wali negeri, sehingga mereka tidak diberikan sangsi/hukuman.

Saudara/i hal ini penting untuk kita mengerti bahwa seringkali kekerasan hati kita membuat kita mengambil tindakan-tindakan yang bodoh seperti para imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi dan para prajurit ini. Meskipun sudah melihat dan mengerti akan kebenaran tetapi mereka tetap mengeraskan hatinya sehingga mereka mengambil langka yang sala dalam hidup mereka. Oleh sebab itu marilah kita sadar dan membuang segala kekerasan hati kita, keegoisan, keangkuhan kita, supaya kita tidak menjadi orang yang melawan kebenaran dan menjalani penyesalan seumur hidup.

Ø Apa akibat dan dampaknya jika seseorang terus mengeraskan hatinya?

3. Menyesatkan Banyak Orang (ay. 15).

menyesatkan banyak orangmaksudnya membuat orang lain ikut berdusta dan membuat orang lain memperkatakan hal-hal yang tidak benar. Imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi bukan hanya berdusta tetapi juga mengajar dan membuat orang lain bersaksi dusta. Kita melihat dalam ayat 15, tindakan dari para prjurit “mereka menerima uang dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka”. Jadi bukan hanya mereka yang berdusta, para prajurit tersebut ikut juga bersaksi dusta akibat dari pengajaran dan bujukan dari pada imam-imam dan tua-tua Yahudi. Akhirnya orang orang Yahudi percaya pada kesaksian mereka ini dan tidak percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah yang telah bangkit dari kematian.

Namun, kita juga mau melihat dari pihak prajurit; ada 2 hal yang kita pelajari dari kehidupan mereka:

1. Cinta akan uang => hati dan pikiran mereka telah dibutakan oleh uang. Karena uang mereka lebih suka berdusta dari pada menyatakan kebenaran.

2. Tunduk pada manusia => mereka bukan hanya berdusta karena uang suapan tetapi juga karena mereka lebih tunduk pada manusia dari pada tunduk pada otoritas Tuhan. Seandainya mereka takut akan Tuhan mereka tidak akan menerima uang suapan itu dari imam-imam dan tua-tua Yahudi dan tidak akan bersaksi dusta.

Perlu kita ketahui bahwa yang melakukan hal ini adalah imam-imam dan para tua-tua Yahudi ; siapakah mereka? Mereka dalah orang –orang yang mengerti Firman Tuhan (Hukum Taurat), pelayan Tuhan, orang-orang yang berwibawa dalam bidang keagamaan. Mereka adalah orang-orang yang didengarkan dan dituruti orang lain perkataannya.

Demikian halnya dengan kita, sebagai hamba-hamba Tuhan yang di mana orang selalu percaya pada setiap perkataan kita., tanpa berpikir panjang mereka langsung percaya kepada kita. Oleh sebab itu hati-hati dalam menyampaikan setiap kata-kata dan pengajaran kita karena perkataan kita itu berkuasa. Yakobus 1:9 mengatakan bahwa “setiap orang hendaklah cepat mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata dan lambat untuk marah”. Oleh sebab itu saudara/i berpegang teguhlah pada Firman Tuhan supaya kita jangan menjadi pengajar-pengajar sesat, membuat orang lain percaya pada hal salah, membuat orang hidup dalam kebohongan sehingga mengakibatkan penyesatan banyak orang.

GOD BLESS YOU

Kamis, 06 Mei 2010

KITA AMAN DALAM NAUNGAN TUHAN (MAZ 63:1-12)









KITA AMAN DALAM NAUNGAN TUHAN

(MAZ 63:1-12)

Introduksi Setiap manusia memerlukan yang namanya aman atau kebebasa, misalnya aman dalam setiap perjalanan, bebas dari setiap persoalan, harapan manusia ingin selalu aman setur-menerus. Dalam pasal ini kita bisa melihat, di mana Daud membutuhkan suatu pertolongan, karena Daud pada saat itu berada di padang gurun Yehuda (ay 1). Di mana pada waktu itu, Daud dalam menghadapi suatu ketakutan yang sangat, karena ia pada waktu itu di kejar oleh Saul (I Sam 23:14-28). Dan pada waktu itu Daud sangat merasa ketakuta, karena Saul telah kelur untuk bermaksud untuk mencabut nyawanya(I Sam 23:15). Ketakutan yang dialami oleh Daud pada waktu itu, membuktikan bahwa kekuatannya hanya terbatas.

Orang yang benar-benar menyadari kekuatannya terbatas, pasti dengan kerendahan hatinya pasti akan menyadari, bahwa tampa pertolongan Tuhan, semuanya akan sia-sia. Dan dalam pasal ini menceritaan bagai mana pemazmur ini melukiskan kerinduan mendalam hati manusia kepada Allah, suatu kerinduan yang hanya dapat dipuaskan oleh hubungan yang intim dengan Dia (ayat 4). Jadi perlu di sadari bahwa Orang yang mengaku mengenal Allah perlu meneliti dirinya dengan bertanya sebagai berikut: Apakah saya sungguh-sungguh sangat merindukan Allah dan kehadiran-Nya di dalam hidup saya?

Kalimat Penghubung orang yang bebenar menyadari kekuatannya sejauh mana, pasti ia akan menyadari tampa Tuhan, dia tidak akan mampu. Hal kesadaran dirilah yang di miliki oleh Daud pada waktu itu, sehingga ia berkata ” jiwaku haus kepadamu Tuhan” (ayat 2B)

Maksud dan Tujuan Supaya setiap orang percaya tau, bahwa hanya dari Tuhan kita akan mendapatkan pertolongan, dan mendapatkan kelengaan.

Kalimat Transisi BAGAI MANA SIKAP KITA KETIKA KITA AMAN DALAM NAUNGAN TUHAN?

Proposisi Berita OLEH KARENA PEMELIHARAAN TUHAN BAGI KTA, SEHINGGA KITA MAMPU UNTUK MELAKUKAN SEGALA SESUATU

PENJABARAN BERITA:

Poin Pertama MEMILIKI HATI YANG SELALU RINDU KEPADA

TUHAN (ayat 2,7 dan 9)

Orang yang benar-benar merasakan pertolongan Tuhan itu pasti memiliki hati yang rindu kepada Tuhan. Namun orang yang tidak menyadari pertolongan Tuhan dalam hidupnya, pasti dia tidak mau tau akan kasihnya Tuhan. Dari pasal ini menjelaskan bahwa Daud menyadari akan cinta kasih setia Tuhan, sehingga Daud berkata “ Jiwaku melekat kepada-Mu, karena tangan kanan-Mu menopang aku” (aya9). Ini membuktikan bahwa Daud sangat menyadari akan pertolongan Tuhan tersebut. Dan di perikop ini Pemazmur mengalami kehausan dan kerinduan akan Allahnya seperti orang yang terjebak dalam kegersangan hidup (ayat 2). namun , pemasmur menyadari bahwa Allah hidup dan nyata selalu dapat dihampiri oleh karena kasih-Nya. Sejauh manakah pengenalan kita dan kerinduan kita kepada Tuhan?

Namun yang menjadi pemisah antara kita dengan Allah ialah segala kejahatan kita, dan yang membuat Dia menyembunyakan diri terhadap kita, sehingga Ia tidak mendengar segala dosa kita (Yes 59:2). Inilah yang membuat kita sering terpisah hubungan dengan Tuhan. Kesadaran diri kita akan membawa kita pada pengenalan diri kita bahwa siapa diri kita di hadapan Tuhan. Dengan menyadari akan hal ini, kita akan berpikir yang benar akan Tuhan.

Pelitian/Analisa ayat Ayat 7 ini memberikan penjelasan bahwa Bersamaan dengan doa dan membaca Firman Allah, kita harus berusaha memusatkan pikiran kita kepada Allah siang dan malam. Kita harus mengingat bahwa Allah tidak boleh menjadi suatu peristiwa yang kadang-kadang kita rasai, tetapi suatu pengalaman berulang-ulang tentang memandang ke langit dengan pujian, mengakui kehadiran dan ketuhanan-Nya, dan bersekutu dengan Dia. Tidak ada yang lebih baik ketika bangun pagi daripada memikirkan anugerah, sifat, kasih, dan rencana-Nya untuk kita dan berbuat demikian pula ketika hendak tidur pada malam hari. Bila kita tidak bisa tidur pada malam hari, kita kembali dapat mengarahkan pikiran dan hati kita kepada Allah.

Renungkan: Mari kita menyadari betapa pentingnya untuk tinggal dalam hadirat Tuhan. Dan betapa pentingnya juga memiliki hati yang selalu merindukan kasih setia Tuhan

Poin Kedua MEMILIKI HATI YANG SELALU BERSYUKUR PADA

TUHAN (ayat 4, 6,8)

Orang yang mampu bersukur adalah orang yang betul-betul menyadari akan pertolonngan Tuhan, dan merasakan kebaikan Tuhan, oleh karena itu Daud berkata di ayat 8 “Sungguh Engkau telah menjadi penolongku, dan dalam naungan sayap-Mu aku akan bersorak-sorak”. Ayat ini merupakan ungkapan dari Daud sendiri karena Daud merasakan nyata sungguh penyertaan Tuhan itu dalam hidupnya. Allah selalu memberikan jalan keluar bagi Daud. Bagai mana dengan kita saat ini? Mampukah kita mengucap syukur pada Tuhan?

Orang yang mampu bersukur dan memuji Tuhan, mereka pasti menyaksikan kebesaran-Nya. Dan kemanapun kita berada kita akan menyaksikan kebesaran Tuhan. Hal inilah yang di rasakan Daud pada saat itu, ketika Tuhan membebaskan dia, Daud berkata “Sebab Engkau memuaskan jiwaku seperti makanan yang lezat, ayt 6, sehingga aku haus akan di Kau ayat 2c.

KESIMPULAN Mari kita sadari bahwa Tuhanlah yang mampu membebaskan kita dari setiap persoalan kita, masalah kita dan Dia selalu member jalan keluar bagi mereka yang sungguh-sungguh berharap pada-Nya.

“Amin”